Kalibrasi Multibeam Echosounder
Kalibrasi
merupakan tahapan yang dilakukan untuk
memeriksa dan menentukan besarnya kesalahan yang ada dalam instrumen yang
bersangkutan. Kalibrasi diperlukan untuk menentukan kualitas multibeam
sonar yang
digunakan. Proses kalibrasi yang dilakukan meliputi proses roll,
pitch, gyro dan cepat
rambat akustik, kalibrasi offset statik
dan uji keseimbangan kapal (Mann, 1996). Adapun tahap-tahap proses kalibrasi
MBES meliputi:
1.
Kalibrasi Offset Static
Kalibrasi ini dimulai
dengan kelurusan dan offset-offset
statis dari sensor-sensor yang disesuaikan kepada centerline dari kapal dan tranduser. Kelurusan itu akan mengurangi
koreksi statik dari tiap sensor dan dapat dilaksanakan dengan penerima GPS.
Proses
dari kelurusan secara fisik dari platform
kapal (antena GPS kapal), tranduser, kompas giro, dan MRU dikenal sebagai offset-offset statis. Offset-offset statis dari sensor-sensor
itu adalah jarak-jarak antara sensor dan titik referensi (CoG) terhadap antena
GPS dan peralatan lainnya. Di bawah ini merupakan offset-offset statik terhadap centerline baik dilihat dari depan
maupun samping kapal :
Gambar II.4 Offset Statik (Mann, 1996)
Titik
referensi kapal harus suatu tempat yang dengan mudah dapat diakses dan dari
mana pengukuran-pengukuran ke sensor-sensor itu akan dibuat. Offset-offset sensor diukur jarak-jarak
dari titik referensi ke pusat sensor. Lalu tranduser dekat centerline kapal dan di sekitar sumbu roll (X) dibariskan dengan azimuth dari kapal. Gyro Compass itu harus dibariskan dengan sumbu-x dari kapal yang
menggunakan titik kontrol geodetic yang digunakan untuk menentukan arah
azimuth. Kelurusan ini bisa dilakukan dengan meminimalkan pengaruh gelombang.
Serta antena GPS ini diposisikan dekat pusat dari kapal dengan jarak-jarak horizontal
dan vertikal dari antena ke titik referensi kapal itu dan di ukur menggunakan
pita ukur.
1.
Patch Test (Uji Keseimbangan)
Sebelum melakukan patch test, sebaiknya dilakukan quick survey. Yaitu untuk mengetahui
atau menemukan kedangkalan/ gradien kedalaman yang dapat memenuhi persyaratan
untuk melaksanakan patch test.
Setelah offset-offset
statis ditentukan, kemudian dilaksanakan kegiatan Patch Test. Patch test
dalam kalibarasi lebih baik dan harus dilaksanakan secara hati-hati untuk
memastikan bahwa data dikumpulkan dapat dipercaya dan berkualitas. Pelaksanaan
uji patch test ini cukup pada suatu
survey kecil saja dengan beberapa bentuk ketentuan sesuai dengan kalibrasi yang
akan dilakukan yang bertujuan untuk memeriksa dan mengoreksi
penyimpangan-penyimpangan sebagai berikut:
a.
Kalibrasi Pitch
Pitch diukur dari dua pasang
titik kapal dalam menentukan kedalaman terhadap sesuatu kemiringan pada dua
kecepatan berbeda atau untuk mengoreksi gerakan heading kapal. Hal penting dari
kalibrasi pitch karena sepanjang
penggantian jalur adalah sebanding terhadap kedalaman air (pergerakan terhadap
sumbu Y). Jadi semakin dalam kedalaman air (mengarah pada perairan dalam) maka
semakin kecil nilai kalibrasinya.
Pada kedua garis tersebut dibuat satu koridor
untuk mendapatkan nilai koefisien pitch (KONGSBERG MARITIME, 2005).
Gerakan pitch mempengaruhi perubahan posisi rotasi kapal pada sumbu
y. Gerakan ini dipengaruhi oleh dinamika pergerakan air laut. Sudut rotasi pitch bernilai positif apabila posisi
haluan kapal (sisi depan kapal) berada di atas permukaan air
(Aritonang, 2010). Hal penting dari kalibrasi pitch, yaitu pergantian
jalur sepanjang sumbu y sebanding terhadap kedalaman air
sehingga peningkatan kedalaman air maka nilai kalibrasi akan semakin kecil
(Sasmita,2008).
Persyaratan yang harus dipenuhi
adalah melintasi satu jalur yang sama, dengan arah berlawan, melintasi
kedangkalan yang bergradien tajam, menggunakan kecepatan sama serta pancaran
terdalam yang overlap digunakan untuk koreksi.
a.
Kalibrasi Roll
Kalibrasi ini paling
terasa pengaruhnya di perairan yang dalam dan harus secara hati-hati dalam
diukur. Kalibrasi ini digunakan untuk mengoreksi gerakan oleng kapal dalam arah
sumbu X.
Persyaratan yang harus dipenuhi
adalah melintasi satu lajur yang sama, dengan arah berlawanan, melintasi dasar
laut relatif datar, menggunakan kecepatan sama serta pancaran terluar yang
overlap digunakan untuk koreksi (Sasmita, 2008).
a.
Kalibrasi Positioning Time Delay
Waktu delay antara saat pengukuran sonar dan
saat GPS melakukan pengambilan data maka diperlukan pengecekan sinkronisasi
waktu dalam post processing. Waktu delay tersebut digunakan untuk
mengoreksi keterlambatan waktu GPS (time
delay positioning). Time delay
dapat dikatakan akurat jika dideteksi sampai ke 10-50 msec. Time delay antara system positioning (X, Y, Z) dan MBES merupakan parameter yang
penting. Umunya time delay ini
memiliki nilai antara 0.2-1 s yang menyebabkan kesalahan posisi yang hal
tersebut bergantung pada kecepatan kapal (Handbook
of offshore survey, 2006).
Waktu delay juga akan mengakibatkan kesalahan roll, yang sangat mempengaruhi orientasi
berkas yang luar. Akselerasi-akselerasi horizontal ini juga dapat mempengaruhi
pengukuran-pengukuran HPR (Heave, Pitch,
Roll), yang akan mengakibatkan kesalahan di dalam pengukuran-pengukuran
kedalaman.a.
Kalibrasi Profil Cepat
Rambat Akustik
Kecepatan suara
merupakan faktor yang sangat penting dalam survei batimetri. Hal ini
disebabkan kecepatan suara dalam air memiliki nilai yang tidak selalu sama
untuk setiap wilayah sehingga langkah awal untuk melakukan pemetaan dasar
laut (Marine mapping) adalah
melakukan perhitungan terhadapkecepatan suara di wilayah tersebut. Pengambilan
data kecepatan suara dapat dilakukan menggunakan CTD.
CTD (conductivity,
Temperature, Depth) adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur
karakteristik air seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman, dan densitas.
Pada prinsipnya teknik pengukuran pada CTD ini adalah untuk mengarahkan sinyal
dan mendapatkan sinyal dari sensor yang mendeteksi suatu besaran.
Gambar II.9 CTD Instrument
Kapal melewati jalur
survei (minimal sebanyak dua kali) dengan relief dasar laut yang relatif
datar kemudian pada masing-masing titik dilakukan pengambilan data
salinitas, suhu, tekanan dan kecepatan suara menggunakan CTD (Sasmita, 2008).
Data kecepatan suara yang didapatkan dimasukkan kedalam sistem yang digunakan
untuk perekaman data. Tujuan dari pengambilan data kecepatan suara ini adalah
untuk mendapatkan waktu tempuh gelombang suara yang akurat, sehingga akan
dihasilkan nilai kedalaman yang akurat (Hasanudin,2009).
a.
Kalibrasi Yaw
Yaw adalah gerakan
kesamping pada kapal disekitar sumbu Z. Salah satu sebab gerakan
ini adalah tekanan berbeda pada badan kapal. Persyaratan yang harus dipenuhi
adalah melintasi dua jalur yang sejajar dengan spasi 2
(dua) kali kedalaman, dengan arah yang sama, melintasi
kedangkalan yang bergradien tajam, menggunakan kecepatan sama serta pancaran
terdalam yang overlap digunakan untuk koreksi.
Tes ini terdiri dari suatu survei
yang kecil beberapa bentuk yang kemudian dievaluasi untuk melihat
kekonsistenannya dan lalu mengkoreksinya. Uji dilakukan dengan cek yang akhir
dari offset-offset dan penyimpangan-penyimpangan
untuk memverifikasi apakah data tersebut telah sesuai persyaratan-persyaratan
ketelitian untuk survei.
a.
Kalibrasi Gyro
Kalibrasi Gyro bertujuan untuk mengoreksi adanya kesalahan sistematik dari
alat kompas giro (Gyro Compass) serta
untuk mengoreksi penyimpangan haluan kapal (track).
Komentar
Posting Komentar