Contoh Peralatan Dalam Survey Batimetri
a.
MBES
ELAC SEABEAM 1050D
Multibeam
echosounder (MBES) ELAC SEABEAM 1050D
merupakan produk Elac dari Negara Jerman.
Alat ini merupakan satu alat penting untuk pemetaan pada perairan yang dangkal
yang digunakan untuk mengukur banyak kedalaman
dengan ketelitian yang tinggi dan resolusi yang bersifat tinggi pula. SeaBeam 1050D dapat memperoleh data
batimetri dalam kedalaman dangkal sampai medium dengan lebar sapuan hingga
150°. Frekuensi yang dimiliki yaitu 50 KHz dan 180 kHz didukung hanya dengan 1 sonar proseccor sehingga dapat
meminimalkan upaya logistik. Perubahan frekuensi dalam operasinya hanya
menggunakan satu klik sehingga sangat mudah. Kedalaman maksimal yang teliti
yaitu maksimal hingga 3000 m.
Elac Seabeam
1050D dioperasikan dengan frekuensi 50 kHz
yang bertujuan mengamankan kemampuan cakupan maksimum yang tinggi dan ketahanan
di bawah kondisi-kondisi dengan perairan yang banyak akan partikel-partikel
bawah air. Jumlah stave (saluran
pancar terima pada tranduser Elac Seabeam
1050D) yang ada sebanyak 126 pancaran dan pancaran tersebut dapat direduksi
lebar dari pancarannya tergantung kedalaman yang digunakan.
Untuk
daerah cakupan yang akan dipetakan memiliki overlap sesuai tingkat orde
ketelitian. Sehingga masing-masing orde memiliki tingkat kerapatan antar lajur
yang berbeda-beda.
Top 100% Coverage (order 3-4) = No Overlap
Mid Top 125% coverage (order 2) = 25% Overlap
Mid Bottom 150% coverage (Order 1) = 50% Overlap
Bottom 200% coverage (Order Special) = 100% Overlap
Mid Top 125% coverage (order 2) = 25% Overlap
Mid Bottom 150% coverage (Order 1) = 50% Overlap
Bottom 200% coverage (Order Special) = 100% Overlap
Adapun
luas sapuan yang dimiliki oleh Elac
Sebeam 1050D diperlihatkan oleh gambar di bawah ini
Jumlah
stave pada resolusi cakupan, sangat
bergantung dari mode operasional pada area survey perairan yang digunakan.
Sehingga daerah untuk melakukan survey batimetrik sangat bergantung pada
kedalaman,
yang dalam hal ini mempengaruhi terhadap:
- jumlah stave yang bekerja transreceiver beam (stave untuk pancar dan terima),
- beda spasi sudut pancar tiap beam,
- jumlah titik kedalaman,
- sudut cakupan (coverage angle),
- daerah cakupan (swath width).
- jumlah stave yang bekerja transreceiver beam (stave untuk pancar dan terima),
- beda spasi sudut pancar tiap beam,
- jumlah titik kedalaman,
- sudut cakupan (coverage angle),
- daerah cakupan (swath width).
b.
Sensor attitude and
Positioning Coda Octopus F 180
Alat yang berintegrasi dengan MRU sensor (Motion Sensor Unit) yang berfungsi melakukan kalibrasi
data kedalaman untuk keseimbangan pergerakan kapal dengan koreksi-koreksi
akibat pergerakan kapal. Selain itu pula untuk kalibrasi tersebut dilakukan
secara real time sehingga lebih meminimalisir pergerakan kapal seperti roll, pitch, heave dan heading.
Sensor ini memiliki ketelitian posisi mencapai 20 cm dengan menggunakan Real Time Kinematic (RTK), kecepatan
0.03 m/s dan kemampuan adaptasi terhadap suhu pada rentang -10°C sampai 60°C. Coda Octopus F 180 memiliki Remote Inertial Measurment Unit (IMU)
yang dapat diikatkan di kepala tranduser multibeam. Keunggulan sensor ini yaitu
memiliki perangkat lunak untuk model posisi dan data yang mudah digunakan,
c.
GPS Position DGPS Sea
Star 8200 VB
Sistem penentuan posisi kapal dan posisi pengambilan
data kedalaman menggunakan metode Real
time DGPS dengan alat DGPS Sea Star
8200 VB. Penentuan
posisi secara real time DGPS menggunakan data psedorange. Dalam merealisasikan data
yang real time maka monitor stasiun
mengirimkan koreksi differensial ke kapal secara real time menggunakan sistem komunikasi data.
d.
TSS Meridian Gyrocompass
Gyrocompass
untuk mengukur sudut yaw dan arah
utara magnetik serta digunakan untuk menentukan posisi pada dasar laut dengan azimuthal yang
ditentukan oleh gyrocompass.
e.
Processing
Unit Multibeam ELAC SEABEAM 1050D
Processor unit
(PU) MBES ini merupakan hal yang penting
dalam sistem multibeam. Dalam hal ini
PU digunakan untuk mengolah sejumlah data yang banyak. PU digunakan sebagai
transmisi, resepsi dan pemrosesan dari data. Berbagai pengaturan parameter
dibuat di operator stasiun ini dikirim ke Processor
Control di dalam PU. Setelah pemrosesan
dan pengiriman data maka data tersebut kemudian ditransfer ke CPU untuk
pengolahan data lebih lanjut. Contoh
display akan tersaji di monitor dan digunakan
untuk penampilan pengoperasian tranduser dalam mendapatkan data dasar laut dan
utnuk mengubah pengaturan daru multibeam. Dalam pengambilan data akusisi menggunakan software hydrostar.
f.
SVS Sensor dan CTD Profiler SEA BIRD SBE-911
CTD dalam hal ini digunakan untuk menentukan cepat
rambat gelombang akustik di air sehingga mempengaruhi cepat rambat gelombang di
dalam air sedangkan SVS sensor digunakan sebagai sensor untuk menyatakan bahwa
cepat rambat gelombang akustik di daerah tertentu telah berubah. Selain itu
alat ini juga berguna sebagai pendeteksi dan merekam kondisi air laut tiap
keadaan, yang bertujuan untuk mengukur konduktivitas, temperatur dan tekanan
air laut yang diamati. Bahwa panjang gelombang tergantung pada frekuensi dan
kecepatan bunyi, SVP digunakan untuk mengkoreksi perbedaan-perbedaan di dalam
kecepatan bunyi diterima tranduser.
g.
Automatic Tide Gauge
Automatic Tide
Gauge ini digunakan untuk menentukan MSL
selama pengukuran sehingga dapat menentukan bidang referensi kedalaman (MSL)
atau chart datum dan penentuan
koreksi hadil pengukuran kedalaman mengacu pada salah satu bidang referensi
vertikal. Pengamatan-pengamatan pasang surut direkam pada interval 15 menit sepanjang pengukuran
Komentar
Posting Komentar